Permasalahan dalam belajar dan solusinya
Dalam beberapa masalah sering kita jumpai mengenai permasalahan yang menyangkut soal pendidikan di negara kita ini yaitu khususnya di negara Indonesia. Masalah itu adalah menyangkut soal mutu pendidikan kita yang rendah. Menurut pakar pendidikan kita yaitu Sarif Abdulrahman bahwa pendidikan sekarang ini memang sudah dilandasi atas dasar pendidikan yang menelaah pada sisi segi estetika dan segi perkembangan pendidikan yang sudah makin maju dinegara-negara tetangga kita. misalnya negara Jepang, Cina, Inggris dan lain sebagainya. mereka umumnya yang tinggal dinegara itu mengganggap bahwa pendidikan adalah hal yang utama karena pada prinsipnya pola pikir manusia harus bisa menyatu dengan perkembangan jaman yang semakin maju. Kita kenal negara Jepang, dilihat dari sisi segi kemampuannya bahwa Jepang merupakan nomer satu dunia yang mampu mengolah pendidikan itu menjadi program yang dapat menciptakan sebuah produk yaitu tentang barang-barang hasil ciptaannya. lemari es, tv, radio mobil motor dan lain sebagainya itu semua merupakan buatan dari Jepang sendiri.
Dari sini yang menjadi pertanyaan kita bahwa kenapa kita tidak bisa seperti negara-negara tetangga kita ini yang bisa berdiri sendiri, yang bisa mandiri dan bisa mengurus negaranya sendirinya tanpa intervensi oleh pihak luar. Oleh karena itu dalam menelaah tentang permasalahan ini ayolah kita melihat dan kita tiru pendidikan disana mulai dari cara mereka bisa sukses itu bagaimana cara mereka bisa berkembang itu bagaimana. Sehingga dengan demikian kita sebagai generasi muda yang bersekolah tidak ketinggalan dalam mengejar perkembangan ini. Depatemen Pendidikan sekarang dalam hal ini harus bisa membuat suatu skema tentang perencanaan pendidikan kita ini. Skema ini khususnya untuk memajukan pendidikan agar pendidikan kita semakin maju dan semakin membuat negara menjadi berkembang. Prioritas dalam pendidikan adalah dapat dilihat dari mutu dan upaya bagaimana pendidikan kita ini bisa di akui oleh negara lain sehingga untuk itu generasi muda sekarang harus dididik dengan keras dalam pendidikan agar mereka bisa mengharumkan negara kita ini yaitu Indonesia tercinta. Dari sekian banyak remaja-remaja kita ini memang kalau kita lihat tingkat dari ketajaman berpikir atau IQ mereka itu berbeda-beda dan beragam pula. ada yang IQnya diatas rata-rata dan ada yang IQ yang dibawah rata-rata.Dari situ kita sebenarnya jangan memandang dari segi IQ seseorang tetapi kita melihat apakah dia berprestasi atau tidak remaja itu disekolahnya.
Dari Hasil pengamatan yang sudah aku planning bahwa mutu pendidikan kita ini maaf memang dinilai oleh negara lain rendah karena menurut mereka generasi muda sekarang umumnya tidak berkonsentrasi terhadap pendidikan contohnya banyak remaja ngedrugs, banyak remaja bolos sekolah banyak remaja tawuran dan lain sebagainya. Fenomena yang saya dapati ini memang benar benar pemerintah kita khususnya yang menangani pendidikan kita mejadi kewalahan. Dimana penanggulangan pemerintah kita ini dalam menanggulangi generasi mudah yang sekarang ini yang menjadi-jadi. Untuk itu kita tiru pemikiran dari Ir Soekarno. Pak Karno dulunya hanya orang biasa yang terlalu banyak difitnah orang ternyata dengan bermodalkan sekolah dan belajar terus sehingga beliau jadi presiden. Beliau sudah banyak menciptakan suasana ini tenang karena itu tirulah beliau.
Dari sini yang menjadi pertanyaan kita bahwa kenapa kita tidak bisa seperti negara-negara tetangga kita ini yang bisa berdiri sendiri, yang bisa mandiri dan bisa mengurus negaranya sendirinya tanpa intervensi oleh pihak luar. Oleh karena itu dalam menelaah tentang permasalahan ini ayolah kita melihat dan kita tiru pendidikan disana mulai dari cara mereka bisa sukses itu bagaimana cara mereka bisa berkembang itu bagaimana. Sehingga dengan demikian kita sebagai generasi muda yang bersekolah tidak ketinggalan dalam mengejar perkembangan ini. Depatemen Pendidikan sekarang dalam hal ini harus bisa membuat suatu skema tentang perencanaan pendidikan kita ini. Skema ini khususnya untuk memajukan pendidikan agar pendidikan kita semakin maju dan semakin membuat negara menjadi berkembang. Prioritas dalam pendidikan adalah dapat dilihat dari mutu dan upaya bagaimana pendidikan kita ini bisa di akui oleh negara lain sehingga untuk itu generasi muda sekarang harus dididik dengan keras dalam pendidikan agar mereka bisa mengharumkan negara kita ini yaitu Indonesia tercinta. Dari sekian banyak remaja-remaja kita ini memang kalau kita lihat tingkat dari ketajaman berpikir atau IQ mereka itu berbeda-beda dan beragam pula. ada yang IQnya diatas rata-rata dan ada yang IQ yang dibawah rata-rata.Dari situ kita sebenarnya jangan memandang dari segi IQ seseorang tetapi kita melihat apakah dia berprestasi atau tidak remaja itu disekolahnya.
Dari Hasil pengamatan yang sudah aku planning bahwa mutu pendidikan kita ini maaf memang dinilai oleh negara lain rendah karena menurut mereka generasi muda sekarang umumnya tidak berkonsentrasi terhadap pendidikan contohnya banyak remaja ngedrugs, banyak remaja bolos sekolah banyak remaja tawuran dan lain sebagainya. Fenomena yang saya dapati ini memang benar benar pemerintah kita khususnya yang menangani pendidikan kita mejadi kewalahan. Dimana penanggulangan pemerintah kita ini dalam menanggulangi generasi mudah yang sekarang ini yang menjadi-jadi. Untuk itu kita tiru pemikiran dari Ir Soekarno. Pak Karno dulunya hanya orang biasa yang terlalu banyak difitnah orang ternyata dengan bermodalkan sekolah dan belajar terus sehingga beliau jadi presiden. Beliau sudah banyak menciptakan suasana ini tenang karena itu tirulah beliau.
Apasih susahnya pelajaran Biologi Fisika dan Kimia ?
IPA sebagai suatu penopang pembelajaran memiliki permasalahan tersendiri yang ikut menjadi sebuah problematika wajah pendidikan tanah air. Permasalahan ini seolah membuka tabir sejarah pendidikan yang tak pernah berubah seiring kemajuan dan perubahan kurikulum. Memang pada dasarnya kurikulum hadir bukan untuk menghilangkan masalah tetapi apakah problematika ini menjadi identitas negeri kita?
Oleh Choiri mengatakan bahwa banyak permasalahan pembelajaran IPA yang diangkat ke media tanpa adanya inovasi pembelajaran di kelas, seakan-akan tetap bertahan bahkan jatuh pada lobang yang sama, lantas bagaimana dengan kemajuan yang kita inginkan?
Selain itu pemberian materipun harus diperhatikan, hal ini untuk menghindari kesalahan/kekurangan penerimaan konsep pada anak dengan benar dengan memperhatikan psikologi anak yang dimulai dari pembukaan, sampai evaluasi di akhir pembelajaran pertama ini. Pembelajaran bermakna dimana penyampaian materi dengan contoh yang terdekat dengan anak sehingga akan lebih mudah memahami dan dirasakan lebih bernilai, maksudnya lebih bisa berguna bukan hanya sekedar teori dan menyenangkan.
Permasalahan lain yang timbul yaitu tidak adanya media pembelajaran yang memadai untuk menjelaskan suatu konsep diluar praktikum dan observasi. Hal ini akan mempersulit anak dalam memahami konsep sehingga tak jarang anak memahami diluar konsep yang sebetulnya jadi guru harus kreatif dan inovatif.
Berdasarkan hasil monitoring kelas pada saat pembelajaran IPA, banyak sekali masalah yang muncul yang dialami oleh guru, diantaranya :
1. Guru tidak siap mengajar, dalam arti terkadang guru belum memahami konsep materi yang diajarkan.
2. Kesulitan memahami pelajaran, guru sering kesulitan dalam memunculkan minat belajar anak
3. Kurang optimal dalam penerapan metode pembelajran yang ada.
4. Kesulitan memilih dan menentukan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
5. Kesulitan menanamkan konsep yang benar pada siswa dan sering bersifat verbalistik.
Kegiatan membenahi motivasi dan prestasi merupakan kegiatan awal pembelajaran. Kegiatan itu perlu dirancang sebaik mungkin guna mengkoordinasikan murid-murid untuk “siap” belajar, menerima pelajaran dengan bertanya dan menggali ilmu pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan yang bisa memberikan motivasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan, misalnya metode ceramah (bercerita), peragaan, demonstrasi, dan sosiodrama dengan bermain peran, serta metode tanya jawab. Pada kegiatan memberikan motivasi, guru hendaknya memberikan pertanyaan awa yang mengarahkan pada materi yang akan dibahas, sehingga muncul berbagai opini anak tentang bebagai macam pelajaran. Hal ini penting sekali bagi murid untuk menghilangkan pola pembelajaran DDCH (duduk, dengar, catat dan hapal). Pola pembelajaran DDCH punya kelemahan, yaitu :
1. kurangnya interaksi guru sehingga murid dapat menurunkan motivasi anak belajar
2. murid apatis karena tidak ada keaktifan terlihat dalam proses pembelajaran.
3. murid kesulitan memahami konsep materi pelajaran.
4. munculnya trauma murid kepada guru yang mengajar
5. materi pelajaran yang diserap murid masuk dalam ingatan jangka pendek alias STM (short time memory).
6. prestasi pembelajaran IPA cenderung menurun.
Untuk mengurangi bebagai permasalahan diatas, guru dapat mengembangkan pendekatan pembelajaran “PAKEMI” dan inovatif, pembelajaran aktif, kreatif, enak, menyenangkan. Pendekatan pembelajaran PAKEMI paling tidak dapat membawa angin perubahan dalam pembelajaran, yaitu :
1. guru dan murid sama-sama aktif dan terjadi interaksi timbal balik antar keduanya.
2. guru dan murid dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam pembelajaran.
3. murid merasa senang dan nyaman dalam pembelajaran
4. munculnya pembahasan dalam pembelajaran di kelas.
Akhirnya pembelajaran yang dilaksanakan jika ingin mencapai “Sukses” sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu : guru, murid, tujuan yang akan dicapai, penggunaan media pembelajaran, metode diterapkan dan sistem evaluasi, pengetahuan yang tepat yang dimiliki siswa mengarahkan perhatiannya pada satu atau dua hal tertentu dari seluruh materi yang sedang dipelajari.
Oleh Choiri mengatakan bahwa banyak permasalahan pembelajaran IPA yang diangkat ke media tanpa adanya inovasi pembelajaran di kelas, seakan-akan tetap bertahan bahkan jatuh pada lobang yang sama, lantas bagaimana dengan kemajuan yang kita inginkan?
Selain itu pemberian materipun harus diperhatikan, hal ini untuk menghindari kesalahan/kekurangan penerimaan konsep pada anak dengan benar dengan memperhatikan psikologi anak yang dimulai dari pembukaan, sampai evaluasi di akhir pembelajaran pertama ini. Pembelajaran bermakna dimana penyampaian materi dengan contoh yang terdekat dengan anak sehingga akan lebih mudah memahami dan dirasakan lebih bernilai, maksudnya lebih bisa berguna bukan hanya sekedar teori dan menyenangkan.
Permasalahan lain yang timbul yaitu tidak adanya media pembelajaran yang memadai untuk menjelaskan suatu konsep diluar praktikum dan observasi. Hal ini akan mempersulit anak dalam memahami konsep sehingga tak jarang anak memahami diluar konsep yang sebetulnya jadi guru harus kreatif dan inovatif.
Berdasarkan hasil monitoring kelas pada saat pembelajaran IPA, banyak sekali masalah yang muncul yang dialami oleh guru, diantaranya :
1. Guru tidak siap mengajar, dalam arti terkadang guru belum memahami konsep materi yang diajarkan.
2. Kesulitan memahami pelajaran, guru sering kesulitan dalam memunculkan minat belajar anak
3. Kurang optimal dalam penerapan metode pembelajran yang ada.
4. Kesulitan memilih dan menentukan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
5. Kesulitan menanamkan konsep yang benar pada siswa dan sering bersifat verbalistik.
Kegiatan membenahi motivasi dan prestasi merupakan kegiatan awal pembelajaran. Kegiatan itu perlu dirancang sebaik mungkin guna mengkoordinasikan murid-murid untuk “siap” belajar, menerima pelajaran dengan bertanya dan menggali ilmu pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan yang bisa memberikan motivasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan, misalnya metode ceramah (bercerita), peragaan, demonstrasi, dan sosiodrama dengan bermain peran, serta metode tanya jawab. Pada kegiatan memberikan motivasi, guru hendaknya memberikan pertanyaan awa yang mengarahkan pada materi yang akan dibahas, sehingga muncul berbagai opini anak tentang bebagai macam pelajaran. Hal ini penting sekali bagi murid untuk menghilangkan pola pembelajaran DDCH (duduk, dengar, catat dan hapal). Pola pembelajaran DDCH punya kelemahan, yaitu :
1. kurangnya interaksi guru sehingga murid dapat menurunkan motivasi anak belajar
2. murid apatis karena tidak ada keaktifan terlihat dalam proses pembelajaran.
3. murid kesulitan memahami konsep materi pelajaran.
4. munculnya trauma murid kepada guru yang mengajar
5. materi pelajaran yang diserap murid masuk dalam ingatan jangka pendek alias STM (short time memory).
6. prestasi pembelajaran IPA cenderung menurun.
Untuk mengurangi bebagai permasalahan diatas, guru dapat mengembangkan pendekatan pembelajaran “PAKEMI” dan inovatif, pembelajaran aktif, kreatif, enak, menyenangkan. Pendekatan pembelajaran PAKEMI paling tidak dapat membawa angin perubahan dalam pembelajaran, yaitu :
1. guru dan murid sama-sama aktif dan terjadi interaksi timbal balik antar keduanya.
2. guru dan murid dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam pembelajaran.
3. murid merasa senang dan nyaman dalam pembelajaran
4. munculnya pembahasan dalam pembelajaran di kelas.
Akhirnya pembelajaran yang dilaksanakan jika ingin mencapai “Sukses” sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu : guru, murid, tujuan yang akan dicapai, penggunaan media pembelajaran, metode diterapkan dan sistem evaluasi, pengetahuan yang tepat yang dimiliki siswa mengarahkan perhatiannya pada satu atau dua hal tertentu dari seluruh materi yang sedang dipelajari.
Cara meningkatkan MOTIVASI UNTUK BELAJAR
A. Pengertian Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
B. Fungsi dan Pengaruh Motivasi
Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Saya menyatakan bahwa para siswa yang memiliki motivasi tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah. Saya mengemukakan ada tiga fungsi motivasi, yaitu :
Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru menurut Winkel (1991) hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
B. Fungsi dan Pengaruh Motivasi
Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Saya menyatakan bahwa para siswa yang memiliki motivasi tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah. Saya mengemukakan ada tiga fungsi motivasi, yaitu :
- Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan ;
- Menuntun arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah, dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya ;
- Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru menurut Winkel (1991) hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar, pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran siswa di kelas merupakan suatu motivasi belajar yang datang dari siswa.
- Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa terkadang dapat terhambat oleh adanya berbagai permasalahan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun mental siswa. Untuk itu upaya yang dapat dilakukan seorang guru adalah dengan cara :
- memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang di alaminya ;
- meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar ;
- memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar ;
- menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar ;
- merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil.
- Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan siswa. Perilaku belajar yang ditunjukkan siswa merupakan suatu rangkaian perilaku yang ditunjukkan pada kesehariannya. Untuk itu, maka pengalaman yang diberikan oleh guru terhadap siswa dalam meningkatkan motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) adalah dengan cara :
- siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, tiap membaca hal-hal penting dari bahan tersebut dicatat.
- guru memecahkan hal yang sukar bagi siswa dengan cara memecahkannya.
- guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian kepada siswa dalam mengatasi kesukaran.
- guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
- guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu memecahkan masalah dan mungkin akan membantu rekannya yang mengalami kesulitan.
- guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesulitan belajarnya sendiri.
- guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri